Jumat, 12 November 2021

Selamat Hari Ayah!

 

Selamat Hari Ayah! Bapakku

 

        Sebenarnya, sudah sejak lama aku pengen menulis tentang Bapak. I’am a lucky girl, aku diberkati dengan mempunyai Bapak yang pekerja keras bangett, sangat penyayang meski ngga tau cara mengungkapkan dengan perkataan. Tetapi aku yakin dan bisa merasakannya sampai sekarang. Mungkin ini yang menjadi pesan tersirat dari puisi nya Gus Mus mengenai Sidik Jari. Bapak ndak pergi, sidik jarinya masih disini dan ada dimana-mana.



Sewaktu SMA ada program literasi di sekolah. Dulu, aku ngga tau ternyata buku dengan kertas burem dan cover tipis yang gampang lepas isinya itu buku bajakan. Karena harganya murah dan aku suka baca buku, bayangkan 30 rb per buku dan novel-novel yang aku suka ada semua. Ini menggiurkan dan susah ditolak. Belakang aku baru mengetahui kalau buku bajakan sangat merugikan negara dan tidak menghargai penulis. Makanya sekarang ngga pernah beli bajakan, hehe. Mungkin sekitas tahun 2015/2016 aku pengen buku dan dibelikan Bapak di daerah Pancoran buku yang 100 rb dapat 3 tentu yang paling aku suka salah Laskar Pelangi punya Andrea Hirata. Aku ndak akan bahas buku itu sekarang, justru yang mengejutkan ada buku dari Kirana Kejora. Penulis itu asing bagiku, tapi judulnya membuatku ingin segera membacanya. AYAH MENYAYANGI TANPA AKHIR. Dan buku ini kenang-kenangan terakhir yang sangat indah dari Bapak, mungkin ini juga mewakili perasaannya.

 

Uang Baru

Pelajaran yang berharga dari Bapak meski ngga pernah bilang adalah soal keuangan (baca: aku masih boros sampe sekarang sih). Sejak aku masuk sd aku sudah dapat jatah uang jajan yang aku pegang sendiri, bayangkan! haha. Uang dari bapak selalu uang baru yang kertasnya masih harum dan halus tanpa ada jejak lecek atau kena lipat. Bapak pun juga ngelarang melipat uang, aku ngga tau maksudnya apa dengan uang baru itu. Kalau dulu aku mungkin akan berpikir ini hal wajar dan biasa aja. Tetapi engga, teman seusiaku harus minta uang tiap hari, atau tiap minggu. Setelah waktu berlalu dan Bapak pergi ke Allah, ngga ada lagi yang ngasih aku uang pecahan 2000, 5000, 10.000, 20.000 uang-uang baru yang fresh dari bank dengan harum yang bikin jangan jajan saying kalau uangnya dipakai. Dan bukan dari nilai uang nya yang bikin kangen Bapak, tapi perasaan yang baru menyadari ternyata Bapak sesayang itu buat aku, adek, sama ibu, ngga pernah ngasih uang lecek mesti ngasih yang terbaik dan selalu cukup, ndak banyak tapi cukup. Sampe sekarang aku ngga pernah minta uang jajan, karena dikasih tiap bulan. Kalaupun ada keperluan juga ngga pernah minta tapi dikasih. Bener-bener aku beruntung 😊

 

“IN IN INN”

Yupp betul ini nama panggilanku di rumah, Indah. Ibuku dan adek biasa manggil, “Mba”. Sedangkan Bapak punya panggilan beda sendiri, satu-satunya yang manggil kata awalan di nama tengahku, “In Inn” Namanya pun khas banget. Aku jadi rindu. Kalau tetangga kebanyakan manggil kan “Ndahhh Indaahhhh” wkwkwk.

 

Pendidikan

    Bapakku menjunjung tinggi Pendidikan. Aku ngga pernah nurut soal pilihan Pendidikan. Pas smp aku disuruh lanjut smk, tentu saja aku membangkang dan mau sma. Btw, cita-cita ku sd adalah bisa lanjut Pendidikan sampe S3, haha. Lanjut mau kuliah aku disuruh ambil akuntansi karena Bapak dulu SMK jurusan akuntansi dan menurutnya peluang kerja lebih banyak. Sedangkan aku SMA jurusan IPA peminatan Geografi dan masih dapet Matematikan Peminatan yang ngga bikin minat ketemu pake banget. Sudah jelas aku ngotot ngga mau dan sekarang aku nyemplung di jurusan Hukum. Aku sedang di Hukum. Hmmm….


kita sambung lain kali yaa, selamat hari Ayah untuk Bapak, aku kirimkan Al- Fatihah, semoga Allah menjaga Bapak di Surga, aamiin.

1 komentar:

Capek Skripsi Part 2

  Capek Skripsi Part 2 “ketika ada energi lakukan sekarang, sekecil apapun langkahmu, mulai dari sekarang jangan menunda”   bu Ratih (dose...